
Selayar Kepulauan, adalah kabupaten terpisah dari daratan Pulau Sulawesi dan masuk wilayah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Kepulauan utamanya berbentuk udang atau “doang.” Selain alamnya yang indah dan budayanya khas, kabupaten yang terkenal dengan keripik melinjo ini menarik pula digali asal usul masyarakatnya.
Asal orang-orang yang mendiami Pulau Selayar cukup menarik didiskusikan. Ada beberapa referensi yang bisa jadi pertimbangan. Seperti dalam penyebutan “Orang –orang Selayar” dalam buku I Lagaligo. Penyebutan “Selaya’ dalam buku Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca pada jaman Gajah Mada, dari Kerajaan Majapahit. Dalam Perjanjian Bungayya antara Sultan Hasanuddin dan Belanda disebutkan pula kata “Selayar.” Juga dalam penyebutan Selayar diklaim pula oleh Kesultanan Ternate.
Melihat penyebutan-penyebutan tersebu, secara gamblang bisa dikatakan, Orang Selayar , berasal dari daerah Luwu, Jawa, Makassar,serta Ternate. Keliatan cukup rumit dan susah menarik kesimpulan. Namun dalam buku buku Negarakertagama terungkap, Selayar sebagi sebuah wilayah kawasan yang berpenghuni saat itu. Sedangkan klaim dalam perjanjian Bungayya & Kesultanan Ternate adalah baru.
Maka layak dipercaya yang memungkinkan jadi asal usul Orang Selayar adalah Luwu. Karena yang pertama disepakati menjadi raja pertama di Selayar adalah I Malaniki atau dalam versi lain, We Tenri Dio. Walaupun beda versi, tapi-tapi sama-sama diyakini berasal dari Luwu. Namun unsur Jawa tidak bisa dikesampingkan karena di sekitar Ballabulo dan Pariangan bertebaran makam-makam kuno yg dipercaya sebagai makam Orang Jawa. Juga di Pulau Bonerate terdapat Dusun “Majapahit,”serta banyak pula istilah yang menggunakan kata “Jawa” yang dalam dialek Selayar disebut “Jaha, ” misalnya kanre jaha, pao jaha, loka jaha dan sebagainya.
(berbagai sumber/AR/LS)