KPK Tanamkan Karakter Integritas Pada Civitas UIN Jakarta

Nasional

Sebagai calon pemimpin bangsa para pemuda harus menanamkan sikap antikorupsi disetiap kehidupan, sebab pemuda memiliki peran penting dalam pemberantasan korupsi. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron pada kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (24/8).

Ghufron menerangkan, peran perguruan tinggi dianggap sangat penting untuk menjadi penggerak pertumbuhan yang berkelanjutan, penyiapan sumber daya kreatif dan sumber daya manusia. Untuk itu, melalui penyampaian materi kepada Civitas UIN Jakarta, KPK menanamkan nilai integritas sebagai karakter utama yang harus dimiliki mahasiswa.

“Peran pemuda dalam memberantas korupsi dapat dimulai dengan cara yang sederhana seperti menanamkan dalam diri bahwa tindakan korupsi merupakan tindakan yang sangat tercela dan merugikan Negara serta masyarakat. Bisa juga melalui sistem pendidikan, seperti memahami dan meneladankan pendidikan anti korupsi atau bisa meneladani sikap Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati),” ungkap Ghufron.

Berdasarkan catatan KPK, empat persen koruptor di bawah usia 30 tahun dan 86 persen pelaku korupsi merupakan orang-orang dari lulusan perguruan tinggi. Para pelaku tindak pidana korupsi paling banyak mempunyai pendidikan tinggi, seperti individu yang sering terjaring korupsi di KPK diantaranya memiliki jenjang pendidikan sarjana (S1), magister (S2), doktor (S3).

Melihat angka tersebut, KPK mengajak para mahasiswa untuk bisa berintegritas dan bersih dari korupsi melalui proses belajar di lingkungan kampus dengan jujur dan bertanggung jawab. Karena dalam menjalankan tugas, KPK memerlukan dukungan dari segenap pihak termasuk perguruan tinggi, agar pemberantasan korupsi yang dilakukan dapat memberikan dampak yang signifikan.

Oleh karena itu, Ghufron menegaskan kembali pentingnya menjaga integritas dan harga diri dunia pendidikan, termasuk kampus sebagai lembaga yang mencetak intelektual. Ia mengatakan jika dunia pendidikan gagal mencetak lulusan yang berintegritas, potensi tindak pidana korupsi akan terus muncul.

“Untuk membentuk jiwa integritas tersebut, dapat dicapai dengan tiga langkah, yakni memperbaiki tata nilai, tata kelola, dan tata kesejahteraan. Pada sisi tata nilai, dunia pendidikan sangat berperan, nilai-nilai kejujuran harus diajarkan sedari dini kepada anak didik,” kata Ghufron.

Ia juga menegaskan, tujuan pendidikan bukan sekadar jembatan untuk mencari pekerjaan maupun uang, melainkan membangun kepribadian seseorang menjadi lebih baik. Melalui pendidikan seseorang diharapkan memiliki spiritualitas yang baik, pengendalian diri, budi pekerti yang mulia, dan kepribadian yang baik agar bisa bermanfaat di masyarakat.

“Proses pendidikan diharapkan bisa menjadi pilar dasar untuk membentuk karakter integritas, tidak mudah rapuh dan dirobohkan untuk kepentingan sesaat. Tidak juga memperberat pada hasil tanpa memberi ruang apresiasi terhadap proses yang telah membuat para pelaku pendidikan menggadaikan integritas mereka,” jelas Ghufron.

Melalui kegiatan PBAK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, KPK berharap kepada mahasiswa bisa menjadi bagian dari KPK dalam memberantas korupsi. Hal itu diharapkan sebagai bentuk dari pencegahan yang harus terus dilakukan dengan menyulut partisipasi publik seperti mahasiswa di dunia pendidikan.

Selain itu sivitas akademika bisa dapat memahami dan berani menjaga integritas dalam dunia akademis, seperti yang tergambar dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi Antikorupsi. Ketika dua hal tersebut sudah berhasil dijalankan, maka nilai-nilai integritas bisa tertanam pada diri seseorang sebagai masyarakat, sebagai mahasiswa, dan sebagai pendidik.

Editor : Mada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *