LIRA Pasangkayu Soroti Melambatnya Pembangunan Jembatan Sungai Silaja

Daerah

 

LIRA Pasangkayu soroti melambatnya pembangunan jembatan Sungai Silaja

PASANGKAYU, LENTERASULAWESI.COM – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakya (LIRA) Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), Mustakim Lahuda  soroti  lambatnya pembangunan Jembatan Sungai Silaja, Desa Sarasa, Kecamatan Dapurang. Karena hingga kontrak pekerjaan berakhir 10 November 2021 ini, pihak rekanan pelaksana kegiatan belum menyelesaikan pekerjaannya.  

Pembangunan jembatan Sungai Silaja berdasarkan papa bicara, nama paketnya, Penggantian Jembatan Jalan Trans Sulawesi – Tirta – Enjera –Sarasa. Sumber dana, Dana Alukasi Khusus (Dak) dengan nila kontrak sebesar  Rp 7.833.112.000  (Tuju Milyar Delapan Ratus Tiga Puluh Tiga Juta Seratus Duabelas Ribu Rupiah).  Masa waktu pelaksanaa kegiatan 300 hari kalender, berlansung dari tanggal 15 Januari 2021 hingga 10 November 2021. Penyedia jasa PT. Bintang Tholaling.

Ketua LIRA Pasangkayu, Mustakim Lahuda yang ditemui di lokasi pembangunan jembatan tersebut, Kamis (11/11/2021) mengatakan bahwa pekerjaan pembangunan jembatan ini sudah sangat lambat. Karena berdasarkan data di lapangan hingga masa kotrak berakhir, pihak rekanan baru mambu membangun abutment.

“Pekerjaan pembangunan jembatan ini sudah sangat terlambat. Karena dengan rentan waktu 300 hari, volume pekerjaannya masih sangat sedikit. Kami belum tahu penyembabnya, apakah pihak rekanan yang tidak bias bekerja sebagaimana mestinya. Itu akan kami telusuri lebih lanjut. Kalau memang  terjadi pelanggaran dalam pekerjaan ini, tentu kami akan laporkan ke pihak yang berwajib,” papar Mustakim.

Karena keterlambatan pekerjaan jembatan ini, LIRA Pasangkayu akan mencari tau ke dinas terkait. Faktor apa yang membuat  pekerjaan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sebab jembatan ini begitu penting dalam mendukung perputaran roda ekonimi masyarakat di Desa Sarasa.

Selain menyoroti  lambatnya pembangunan jembatan tersebut, Mustakim melihat jembatan darurat yang dibuat oleh pihak penyedia jasa, sangat tidak memadai. Jembatan darurat itu sangat tidak aman dilewati warga sehari-harinya mengangkut buah sawit menggunakan roda dua. Juga bila hujan menjadi sangat licin.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LIRA Pangkayu yang juga disebut Bupati LIRA menagaskan bahwa LIRA adalah salah satu LSM di daerah ini harus mendukung dan membantu pemerintah dalam pengawasan proyek-proyek yang ada. Itu semua demi masyarakat.

“Sebagai LSM tentu kami tidak diam bila melihat hal-hal yang tidak sesuai aturan dan cenderung merugikan masyarakat. Itu adalah bagian dari upaya membantu pemerintah membangun demi rakyat yang lebih baik,” tandas Mustakim.

LS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *