Pembangunan Jembatan di Desa Pakawa Tidak Selesai Hingga Akhir Masa Kontrak, Pihak Penyedia Jasa Katakan Akan Selesaikan Dalam Tempo Sepekan?

Daerah

Situasi pembangunan jembatan di Dusun Mandar 2, dua pekan dari berakhirnya kontrak (10 November 2021) (dok. Jamal)

PASANGKAYU, LENTERASULAWESI.COM  – Proyek dengan nama paket, Pergantian Jembatan Jalan Trans Sulawesi – Bambamone – Salu Apau – Mandar 2 – Pakava –Ngovi yang berlokasi di Desa Pakava, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar) jadi viral di Sosial Media (Sosmed)  setelah seorang warganet me-posting-nya di facebook, September 2021 lalu.  Anggota masyarakat ini merasa janggal saja karena melambatnya pembanguan jembatan ini.

Dan benar saja, karena karena sesuai papan bicara, proyek tersebut  di mulai pada 15 Januari 2021 hingga 10 Novermber 2021 (300) hari kalender. Namun hingga batas kontrak jembatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Desa Pakawa itu, belum menunjukkan tanda-tanda akan selesai. Walaupun pihak penyedia jasa (PT. Bintang Tholaling) melalui pimpinannya, Imran Kadir  atau Okkeng yang dihubungi wartawan lewat Telegram-nya, pekan lalu, katakan bahwa pihaknya bahwa akan menyelesaikan pekerjaan dengan sangat sangat cepat. “Pembangunan jembatan di Dusun Mandar dua, Desa Pakawa akan diselesaiakn dalam jangka satu minggu,” kata Okkeng.

Berbeda dengan sikap optimis dari penyedia  jasa, yakin mampu selesaikan pekerjaannya dalam waktu cepat. Ketua Forum Pemuda Antik Korupsi (FPAK) Pasangkayu, Sahidin, saat melakukan pantauan di lokasi pembagunan  jembatan dua minggu setelah berakhirnya kontrak dari pekerjaan tersebut. Ia katakana,  bahwa kalau melihat fisik pembangunan jembatan tersebut  itu baru ada sekitar kurang lebih 40 persen, di luar dari material yang ada lokasi .

“Melihat proyek fisik pembangunan jembatan yang menelan anggaran dari Dak  sebesar  Rp. 3 milyar lebih ini, bila tidak terselesaikan bisa saja diduga akan merugikan uang Negara. Kalau kerugian yang nyata sekarang ini, masyarakat sudah dirugikan karena jembatan tidak selesai tepat waktu, sementara jembatan gantung yang ada sudah dirobohkan. Dimana mereka mau lewat untuk membawa hasil panen di kebunnya.

Lanjut Sahidin, FPAK akan mengawal terus proyek mangkrak ini. Bahkan dirinya harapkan kepada BPK untuk turung ke lapangan melakukan audit proyek-proyek  mangkrak  yang diduga merugikan  keuangan Negara. Begitu juga DPRD Pasangkayu menurut Sahidin,  supaya turung langsung ke lapangan. Karena selain pembangunan jembatan di Dusun Mandar Dua, Desa Pakawa ini, masih ada lagi proyek pembangunan mangkrak pada beberapa titik di Kabupaten Pasangkayu ini.

(jml/LS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *