Tradisi Pembaretan Bintara Remaja Angkatan 45 dan 46 Polres Pasangkayu

Daerah

Tradisi pembaretan bintara remaja Angkatan 45 dan 46 Polres Pasangkayu, Kamis (31/03/2022)

PASANGKAYU, LNTERASULAWESI.COM  – Polres Pasangkayu, Kamis (31/03/2022) laksanakan tradisi pembaretan  pada bintara remaja angkatan 45 dan 46 dengan long march  sepanjang 12 km dengan route, mulai dari Mapolres Pasangkayu berakhir di Pantai Tanjung Babia, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar).

Setelah melewati beberapa rintangan selanjutnya dilaksanakan upacara penyematan baret kepada bintara remaja angkatan 45 dan 46 dengan wajah bahagia.

Kapolres Pasangkayu, AKBP Didik Subiyakto, S.H  yang menjadi inspektur upacara pada pelaksanaan upacara di pantai Tanjung Babia Pasangkayu, memasangkan baret kepada dua perwakilan bintara remaja yang telah mengikuti tradisi pembaretan ini.

Hadir  dalam kegiatan ini,  Waka Polres Pasangkayu, Kompol Eduard Steffry  Allan Telussa S.I.K, M.Si, Kabag SDM, AKP Sujarwo S.H, Kasat Samapta,  AKP  H. Mino S.E, Kapolsek Kota Pasangkayu, AKP Abd. Azis Gani, Kasubbag Log,  IPDA Suardi S.H, KBO Sat Intelkam, IPDA Yauri Yusuf S.H, KBO Sat Res Narkoba, IPDA Haerul Ahmad S.Pd, KBO Sat Samapta,  IPDA Chandra Boyke Ombong, Kasiwas Aipda Muh. Rusli S.Sos. dan Para Bintara Polres Pasangkayu.

Dalam sambutannya Kapolres sampaikan, bahwa dalam rangka melakukan salah satu pembinaan, kepada bintara remaja yang baru bergabung, nantinya akan menjadi bawahan sekaligus menjadi rekan pelaksanaan tugas kedepannya. “Tentunya pembinaan yang baik dan terarah, tidak hanya pada aspek pengetahuan ilmu kepolisian, namun lebih kepada mental, sikap dan respek terhadap pimpinan, senior, juga terhadap rekan seangkatan akan sangat menunjang terwujudnya suasana kerja yang baik, terlebih lagi pembinaan loyalitas terhadap perintah yang merupakan salah satu bagian penting dalam institusi kepolisian yang kita cintai ini,” paparnya.

Kapolres juga katakan, terkhusus bintara remaja angkatan 45dan 46 saya tegaskan bahwa kegiatan tradisi pembaretan ini adalah untuk menjaga mental, sikap, respek dan royalitas terhadap perintah yang merupakan nafas seorang prajurit Bhayangkara untuk menjaga kekompakan dan jiwa korsa, merasa senasib dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan oleh undang-undang sebagai pelindung, pengayom dan pelayanan masyarakat.

Kata Kapolres, dalam pelaksanaan tugas kedepannya, akan ada hal – hal yang tidak sesuai harapan kalian, dari rekan – rekan atau senior, maka belajarlah untuk mengambil mamfaat dari nilai-nilai kebaikan dari orang disekitarmu. “jadilah rasa sakit sebagai sarana untuk belajar bersabar dan bertahan, jadilah rasa terpuruk untuk memberanikan dirimu bangkit dan kembali mengatur langka, jadikanlah sesuatu hal yang tidak sesuai dengan harapamu, menjadi jalan lahirnya ide cerdas dari buah pemikiranmu” tutup Kapolres.

(rls/LS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *