PALU, LENTERASULAWESI.COM – Dari jantung Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (25/12/2021) sejumlah warga Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar) ikut larut dalam acara Nonton Bareng (Nobar) di Warung Kofi (Warkop) Aweng Auk di bilangan Jalan Sis Aljufri.
Warga Pasangkayu yang lintas kota dalam rangka memberi dukungan kepada Skuad Garuda, itu dimotori oleh jurnalis-jurnalis kawakan dari Bumi Vosa Sanggayu diantaranya, Arham Bustaman dari katinting.com, Juhaenis dari trans89.com, Andi Safrin Mahyudin dari harian Sulbar Ekspres serta Jamaluddin dari jurnaltivi.com.
Hadirnya warga Pasangkayu ini dalam gelar Nobar di Bumi Tadulako cukup memberi warna tersendiri diantara ratusan warga Kota Palu ini. Dimana mereka secara konsistem memberikan aplaus atau kata-kata semangat lainya dalam mendukung tim merah putih.
Bahkan prediksi dari Arham Bustaman cukup mengejutkan dan tepat. Saat tim merah putih pada posisi kurang mengutungkan, dimana hanya mampu bermain imbang 2-2 dengan Singapura hingga 2 kali 45 menit. Walaupun jutaan mata simpatisan “garuda di dadaku” tahu bahwa Indonesia sangat beruntung oleh banjir kartu merah di tim Singapura, Tim dari negeri singa ini diganjar 3 kartu merah.
“Indonesia menang ini cappo, liat saja nanti diperpanjangan waktu, posisi 4-2 untuk Indonesia,” tandas Arham setelah masa ekstra time dimulai.
“Yakinko …ppo,” timpal Enis
Arham dengan santai kembali mengiyakan sambil mengisam dalam-dalam rokok “Gulser” (gulung sendiri, red.) hasil lintingan dari tembakau berwarna pirang kegemaraannya.
Dus, benar saja, di masa perpanjangan waktu, Indonesia bisa memimpin lewat gol bunuh diri Shawal Anuar. Ia gagal membuang bola hasil sepakan Egy Maulana Vikri, usai diganggu Irfan.
Kemudian, Egy Maulana ikutan bikin gol di akhir babak pertama extra time. Lalu tim Singapura ditimpa kemalangan lagi, kiper Hassan Sunny yang dalam permainan ini bermain sangat ulet dan disiplin mendapat kartu dan harus keluar lapangan. Laga kemudian tuntas 4-2 untuk kemenangan Indonesia yang gemilang atas Singapura.
Warga Pasangkayu, kemudian ceriooooo, tinggalkan Bumi Tadulako menuju Pasangkayu, setelah malam hamper menjemput pagi.
LS
